Alkisah,
pasukan raja Lahn[1]
yakni hakim kerajaan Al-Akhta` Al-Lughawiyyah[2]
telah menculik keluarga harakat[3]
yakni tuan Kasrah beserta istrinya ny. Dlammah, dan anak perempuannya Fathah, serta
anak laki-lakinya Sukun. Keluarga ini merupakan penanggungjawab utama produksi
dan distribusi harakat di
kerajaan Al-Jumal Al-Arabiyyah[4],
hal ini mengakibatkan terjadinya berbagai kekacauan yang besar dan berbagai
peristiwa yang sangat disesalkan di kerajaan, serta menghilangnya syakal dari
berbagai buku dan peradaban yang penting di kerajaan.
Melihat
kekacauan ini, maka raja Nahwu yakni hakim kerajaan Al-Jumal
Al-Arabiyyah memutuskan untuk menutup lembaga-lembaga pendidikan sampai
kembalinya keluarga harakat. Para pelajar merasa sedih karena hal ini,
kemudian sekelompok pelajar berinisiatif untuk menyelamatkan keluaga harakat,
mereka meminta bantuan dan arahan panglima pengawal kerajaan yakni tuan Alif,
maka diutuslah sekelompok tentara Al-Arqam untuk membantu para
pelajar.
Ketika
menjelang sore hari, mereka telah sampai di benteng kerajaan Al-Akhta`
Al-Lughawiyyah yang menjulang tinggi dan kokoh, mereka berembug memikirkan
strategi untuk memasuki benteng tersebut. Para pelajar meminta pasukan untuk satu
per-satu menaiki masing-masing orang sehingga membentuk tali yang kuat untuk
dapat memanjat benteng, ketika mereka telah berhasil memanjat benteng, kemudian
para pelajar beserta pasukan langsung menyerang penjara kerajaan Al-Akhta
Al-Lughawiyyah, sementara keadaan sedang kacau, para pelajar memanfaatkan
kesempatan ini untuk membebaskan keluarga harakat dan membawa mereka
kembali ke kerajaan.
Tak
pelak lagi, semua orang di kerajaan Al-Jumal Al-Arabiyyah merasakan kegembiraan
tiada tara karena keluarga harakat telah kembali, lalu mereka menyiapkan
upacaya perayaan untuk menyambut mereka kembali, serta sebagai rasa terimakasih
terhadap para pahlawan yang telah ikut membantu menyelamatkan keluarga harakat.
Seluruh
penduduk kerajaan yang terdiri dari Af’al[5],
Asma[6],
Hurรปf[7]
dan
Arqam[8]
ikut serta menghadiri perayaan ini. Di penghujung acara, Hakim menghadiahkan
penghargaan terhadap para pelajar dengan memberikan tanda sempurna dalam bahasa
Arab sebagai imbalan atas perjuangan mereka, kemudian Hakim berdiri sebagai
tanda hormat kepada prajurit dari Ar-Raqm Wahid dan memberikan kenaikan
pangkat dengan meletakan angka 0 disebelah kanan mereka, sehingga bertambah
banyaklah jumlah prajurit di kerajaan.
*Diambil dari buku Al-Qisas
An-Nahwiyyah karya Marwa Al-Mahmud
Tidak ada komentar:
Posting Komentar