Selasa, 19 November 2013

Konsep Tarbiyah ala M. Natsir

Nata,  Abuddin. (2005).  Tokoh-Tokoh Pembaharuan Pendidikan Islam di Indonesia . (2005 : 81-94)

1.        Berdasarkan Al-Baqarah: 177 tersebut di atas, seorang hamba Allah adalah mereka yang memiliki enam sifat sebagai berikut.
·         Pertama, memiliki komitmen iman dan tauhid yang kokoh kepada Allah serta terpantul dalam perilakunya sehari - hari.
·         Kedua, memiliki kepedulian dan kepekaan sosial dengan cara memberikan bantuan dan santunan serta mengatasi kesulitan dan penderitaan orang lain.
·         Ketiga, senantiasa melakukan hubungan vertikal dengan Tuhan dengan menjalankan ibadah shalat secara kontinu.
·         Keempat, senantiasa melakukan hubungan horizontal dengan sesame manusia dengan cara memberikan sebagain harta yang dimiliki kepada orang lain.
·         Kelima, memiliki akhlak yang mulia yang ditandai dengan kepatuhan dalam menunaikan janji yang telah diucapkannya,
·         Keenam, memiliki jiwa yang tabah dalam menghadapi situasi dan kondisi yang kurang menyenangkan, bahkan menakutkan.


*kajian gabungan HIMA-HIMI PERSIS PK UPI, 25 Oktober 2013 

Senin, 11 Februari 2013

Happy Hijab International Days

teruntuk engkau yang menyandang gelar PEREMPUAN
engkau adalah ibu, dengan kasih sayangmu terlahir insan-insan luar biasa
engkau adalah istri, kelapangan dan kecerdasanmu mendampingi suami mewujudkan miniatur masyarakat cerdas nan taqwa
engkau adalah anak perempuan, mendidik dan mengasihimu berbuah surga
dan engkau adalah saudara perempuan yang hak-hakmu wajib terjamin 
laksana mutiara di dasar samudra, engkau begitu istimewa, diinginkan dan dicari banyak manusia
karena mendapatkanmu bukan perkara yang mudah, bertaruh nyawa dan raga
kau begitu indah nan istimewa
bagian manapun darimu begitu mempesona
sebab istimewamu, dengan kasih sayang-Nya Allah lindungi engkau dengan perintah mulia
menutup keindahanmu, agar tak sembarang orang dapat menyapa
karena kau amat mahal dan berharga
jika dulu Hawa menutupi auratnya dengan dedaunan surga, 
maka hari ini kau akan lebih istimewa dengan hijab dunia yang kan mengantarkanmu ke surga-Nya 
yuk, jaga diri dengan aturan-Nya 



KEADAAN PEREMPUAN DI SURGA*


Sulaiman bin Shalih Al-Khurasyi, penerbit Dar Al-Qasim
            Segala puji hanya bagi Allah, Dialah Tuhan semesta alam, shalawat serta keselamatan semoga senantiasa tercurah kepada junjunan para Nabi dan Rasul Muhammad SAW, kepada keluarganya, dan kepada para shahabatnya, amma ba’du.
            Ketika saya perhatikan banyaknya kaum hawa yang bertanya tentang keadaan mereka di surga, apa yang disediakan bagi mereka. Maka saya bermaksud mengumpulkan beberapa fa’idah yang akan memberikan penjelasan tentang permasalahan ini, dengan dibarengi kepercayaan yang berdasarkan dalil-dallil yang shahih dan aqwal para ulama. Maka saya memohon pertolongan kepada Allah.
Ø  Fa’idah pertama
Tidak dilarang perempuan bertanya tentang apasaja yang akan diberikan kepada mereka di surga baik berupa pahala, dan berbagai macam nikmat, karena naluri manusia senantiasa senang rasulullah tidak melarang jika terdapat diantara shahabiah-shahabiahnya yang bertanya tentang hal ini. Berkaitan dengan hal ini, para shahabat Nabi pernah bertanya kepada Nabi: “wahai Rasulallah, terbuat dari apa sajakah surga itu?”, Rasul menjawab: ”labnah dari emas dan perak… “ dan seterusnya. Dan suatu kali mereka bertanya: ”wahai Rasulullah, apakah kami akan kembali bersama isteri-isteri kami di surga?”. Kemudian Rasulullah memberitahukan tentang hal itu.
Ø  Fa’idah kedua
Naluri manusia –baik laki-laki maupun perempuan-  senantiasa merasa rindu atau ingin dan senang ketika disebutkan tentang surga beserta isinya, yang terdiri dari kesenangan-kesenangan, ini merupakan hal yang positif, dengan syarat tidak boleh membiarkan keimanan kosong tanpa dibarengi amal shaleh, karena Allah SWT telah berfirman: “ ……… dan itulah surga yang diwariskan kepada kamu karena perbuatan yang telah kamu kerjakan….(Az-zukhruf:72)”, maka berita-berita tentang surga membuat diri orang mukmin termotivasi dan mengaflikasikannya dalam amal perbuatan.
Ø  Fa’idah ketiga
Surga beserta kenikmatan-kenikmatannya tidak diperuntukan hanya bagi kaum laki-laki saja, akan tetapi surga juga disediakan bagi kaum perempuan, Allah SWT menyebutkan: “ dan barang siapa mengerjakan kebajikan, baik laki-laki maupun perempuan sedangkan ia beriman, maka mereka itu akan masuk ke dalam surga dan mereka tidak didzalimi sedikitpun.” (An-Nisa:124)
Ø  Fa’idah keempat
Seyogianya seorang perempuan tidak boleh terlalu sibuk dengan urusan-urusannya, salah satunya dengan banyak bertanya tentang dan memperdalam tentang penjelasan-penjelasan masuk surga, seperti: apa yang akan kita kerjakan di surga?, dari mana kita akan berangkat?, dan sebagainya. Seolah-olah akan bepergian ke suatu padang pasir yang membahayakan, maka cukup lah dengan mengetahui bahwa masuk surga itu tidak akan ada kesengsaraan, dan beralih menuju kebahagiaan dan kekekalan, Firman Allah: “ mereka tidak merasa lelah di dalamnya dan mereka tidak akan keluar darinya.” (Az-Zukhruf:71), dan firman-Nya dalam surat Al-Maidah: 119: “……..Allah rida kepada mereka dan mereka pun rida kepada-Nya.
Ø  Fa’idah kelima
Ketika Allah SWT menyebutkan hal-hal yang menggoda yang terdapat di surga, baik makanan-makanan, pemandangan-pemandangan yang indah, tempat tinggal, pakaian, dan lain-lain. Semua hal itu diperuntukan umum baik bagi laki-laki maupun perempuan, oleh karenanya semua akan merasakan hal-hal yang tadi disebutkan. Sudah suatu ketetapan bahwa Allah memotivasi kaum Adam dan keinginan mereka terhadap surga dengan bidadari dan perempuan-perempuan cantik, akan tetapi tidak demikian dengan kaum Hawa, para perempuan bertanya-tanya tentang hal ini, mengapa demikian??????..
Jawabannya:
1.       “sesungguhnya Allah tidak akan diminta pertanggungjawaban dari apa yang Dia kerjakan, sedang mereka akan diminta pertanggungjawaban.” (AL-Anbiya: 23), akan tetapi tidak ada salahnya kita mengambil hikmah dari hal ini, urusan ini merupakan syari’at dan hukum islam.
2.       Salah satu tabi’at perempuan adalah rasa malu –sebagaimana telah ma’lum- oleh karena itu Allah tidak memberi rasa ingin yang sangat terhadap surga dengan berbagai keindahannya.
3.       Kecintaan perempuan terhadap laki-laki tidak seperti kecintaan laki-laki terhadap perempuan           -sebagaimana telah ma’lum- oleh karenanya Allah memotivasi kaum Adam dengan perempuan-perempuan surga, sebagai realisasi dari sabda Nabi: “aku tidak meninggalkan fitnah yang paling besar bagi laki-laki selain perempuan.” (H. R Bukhari). Adapun kaum ibu lebih condong kepada perhiasan-perhiasan seperti pakaian dan perhiasan (intan dan permata), melebihi rasa cinta mereka terhadap kaum laki-laki, karena perempuan diciptakan seperti itu (suka perhiasan), sebagimana Firman Allah: “dan Apakah patut (menjadi anak Allah) orang yang dibesarkan dalam Keadaan berperhiasan sedang Dia tidak dapat memberi alasan yang terang dalam pertengkaran”. (Az-Zukhruf:18).
4.       Syaikh Ibnu Utsaimin berkata: tiada lain Allah menyebutkan isteri-isteri untuk suami-suaminya, karena suami adalah thalib, yaitu menyukai perempuan, maka Allah menyebutkan isteri-isteri untuk suami-suami mereka di surga, dan tidak disebutkan suami-suami untuk isteri-isteri, akan tetapi tidaklah tepat jika para perempuan tidak memiliki suami, akan tetapi mereka juga memiliki pasangan dari bani adam.
Ø  Fa’idah keenam
Keadaan perempuan di dunia tidak keluar dari beberapa point dibawah ini:
1.     Perempuan yang meninggal dunia sebelum memiliki pasangan(menikah).
2.     Perempuan yang meninggal setelah bercerai dan belum sempat menikah kembali.
3.     Perempuan yang sudah bersuami, tapi suaminya tidak masuk surga bersamanya.
4.     Perempuan yang meninggal sesudah menikah.
5.     Perempuan yang suaminya meninggal dan ia tidak pernah menikah lagi.
6.     Perempuan yang suaminya meninggal dan ia menikah lagi.
Keadaan-keadaan tersebut di atas tidak akan ditemui di surga, adapun keadaan perempuan di surga adalah sebagai berikut:
1.     Jika seorang perempuan meninggal dunia sebelum menikah, maka Allah akan menikahkannya di surga dengan laki-laki penduduk dunia, sebagaimana sabda Nabi SAW: “tidak ada di surga yang membujang.” (H. R Muslim). Syaikh Ibnu Utsaimin berkata: jika seorang perempuan belum menikah di dunia, maka Allah SWT akan menikahkannya.
wallahu a'lam


*diterjemahkan dari artikel berjudul  'ahwal an-nisa fil jannah'